Apa Itu Gangguan Bipolar? Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

.

Apa Itu Gangguan Bipolar? Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Gangguan bipolar adalah kondisi kesehatan mental kronis yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Menurut data WHO, sekitar 45 juta orang global hidup dengan kondisi ini. Di Indonesia sendiri, diperkirakan 1-2% populasi mengalami gangguan bipolar, meski banyak yang belum terdiagnosis.

Gangguan ini memiliki beberapa tipe dengan karakteristik berbeda:

  1. Bipolar I
    o Episode mania berat yang bisa berlangsung 7 hari atau lebih
    o Sering membutuhkan rawat inap
    o Mungkin disertai gejala psikotik (halusinasi/delusi)
  2. Bipolar II
    o Episode hipomania (lebih ringan dari mania)
    o Depresi lebih dominan
    o Tidak sampai menyebabkan gangguan fungsi berat
  3. Siklotimia
    o Gejala lebih ringan tetapi kronis (bertahun-tahun)
    o Perubahan mood yang kurang ekstrem

Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi beberapa faktor berperan:
• Genetik: Riwayat keluarga dengan bipolar meningkatkan risiko
• Ketidakseimbangan kimia otak (hormon) : Hormon pengatur mood seperti serotonin dan dopamin tidak stabil
• Stres berat: Trauma atau tekanan hidup bisa memicu gejala
• Penyalahgunaan narkoba/alkohol

Selain gejala utama, waspadai tanda berikut:

  1. Pada Remaja:
    a. Sering marah meledak-ledak
    b. Prestasi sekolah turun drastis
    c. Perilaku seksual berisiko
  2. Pada Ibu Hamil/Postpartum:
    a. Perubahan mood yang ekstrem setelah melahirkan
    b. Kesulitan merawat bayi
    c. Pikiran untuk menyakiti bayi

Diagnosis bipolar membutuhkan:

  1. Evaluasi Psikiatri Lengkap
    o Wawancara mendalam tentang riwayat gejala
    o Pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk menyingkirkan penyebab lain
  2. Mood Charting
    o Pasien diminta mencatat perubahan mood harian
    o Dilakukan selama minimal 2 minggu
  3. Skrining Penyakit Penyerta
    o Gangguan tiroid
    o Penyalahgunaan zat
    o Gangguan kecemasan
  1. Terapi Medis
    o Obat penstabil mood (seperti lithium) yang diresepkan psikiater
    o Terapi kejang (ECT) untuk kasus berat
  2. Psikoterapi
    o Terapi perilaku kognitif (CBT) untuk mengendalikan pikiran negatif
    o Konseling keluarga untuk dukungan sistem sosial
  3. Perubahan Gaya Hidup
    o Tidur teratur 7–8 jam sehari
    o Olahraga rutin untuk melepas endorfin
    o Hindari alkohol dan kafein berlebihan
  4. Dukungan Sosial
    o Cerita ke orang terpercaya atau komunitas bipolar
    o Buat rencana darurat saat gejala kambuh

Selain pengobatan konvensional, berkembang beberapa terapi baru:

  1. Terapi Cahaya
    o Untuk mengatur ritme sirkadian
    o Khususnya efektif pada bipolar dengan pola musiman
  2. Transcranial Magnetic Stimulation (TMS)
    o Stimulasi otak non-invasif
    o Untuk kasus depresi bipolar yang resisten obat
  3. Psikoedukasi Keluarga
    o Program khusus untuk mengajarkan keluarga cara merawat penderita bipolar
    o Termasuk teknik mencegah kekambuhan

Gangguan bipolar yang tidak ditangani bisa menyebabkan:
• Masalah keuangan akibat keputusan impulsif
• Hubungan sosial yang rusak
• Peningkatan risiko bunuh diri (15-20% penderita bipolar)
• Penyalahgunaan NAPZA (30-50% penderita bipolar)

Mari kita hilangkan stigma negatif tentang gangguan mental. Diagnosis bipolar bukan akhir hidup, tapi awal perjalanan menuju kestabilan. Dengan pengobatan tepat, kualitas hidup tetap bisa optimal.


Setiap 40 detik, seseorang di dunia meninggal karena bunuh diri terkait gangguan mood. Deteksi dini bisa menyelamatkan hidup. Jika Anda tertarik untuk melakukan tes DNAandMe di Laboratorium Diagnos. Anda dapat melakukan pendaftaran di aplikasi DNAandMe atau dapat menghubungi Call Center Diagnos di 1500-358 atau di Whatsapp Call Center di 08551500358.

Baca Juga : Penyebab Intoleransi Laktosa dan Cara Diagnosis yang Akurat

Referensi :

  1. WHO Mental Health Report (2022). Diakses Juli 2025. World Mental Health Report
  2. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Jiwa (2023). Diakses Juli 2025.
  3. Bipolar Disorder: Clinical and Neurobiological Foundations (Yatham & Maj, 2021)
  4. Indonesian Journal of Psychiatry (Vol.12, No.2, 2023)

ARTIKEL KESEHATAN

Artikel Lainnya yang Sesuai

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Scroll to Top
Open chat
Halo sobat Diagnos 👋
ada yang bisa kami bantu ?