Kenali apa itu Obsessive Compulsive Disorder (OCD)

.

Kenali apa itu Obsessive Compulsive Disorder (OCD)

Istilah Obsessive Compulsive Disorder / OCD sering kali digunakan sembarangan untuk menggambarkan seseorang yang suka kerapian atau perfectionis. Padahal, Obsessive Compulsive Disorder (OCD) adalah gangguan mental serius yang sangat berbeda dari sekadar kebiasaan bersih atau teratur. Yuk, kita kupas tuntas apa itu OCD yang sebenarnya!

Obsessive Compulsive Disorder adalah gangguan kecemasan yang ditandai oleh dua hal utama:

  1. Obsesi (Obsessions) : Pikiran, gambaran, atau dorongan yang tidak diinginkan, berulang, dan menimbulkan kecemasan sangat tinggi.
  2. Kompulsi (Compulsions) : Perilaku berulang atau tindakan mental yang merasa harus dilakukan untuk mengurangi kecemasan yang ditimbulkan oleh obsesi tersebut.

Berikut perbedaannya ditampilkan dalam tabel :

OCD klinisSuka kerapihan / Perfeksionis
Pikiran obsesif datang tidak diinginkan dan sangat mengganggu.Keinginan untuk rapi adalah hal yang disukai dan dikendalikan.
Ritual kompulsi dilakukan untuk mencegah rasa takut yang katastropik (contoh: “Nanti keluarga saya celaka”).Merapikan sesuatu dilakukan untuk kenyamanan atau efisiensi.
Menghabiskan waktu sangat lama (lebih dari 1 jam per hari) dan mengganggu kehidupan sehari-hari.Tidak sampai menghabiskan waktu berjam-jam atau membuat tidak bisa bekerja dan bersosialisasi.
Tidak memberikan rasa senang, hanya kelegaan dari kecemasan yang sifatnya sementara.Dapat memberikan kepuasan dan rasa senang.
Jika ritualnya tidak dilakukan, akan timbul kecemasan dan ketakutan yang sangat menyiksa.Jika tidak dilakukan, mungkin hanya merasa tidak nyaman atau kesal, tetapi tidak sampai panik atau takut berat.

1. Obsesi Kontaminasi:

  • Obsesi: Takut terkena kuman, penyakit, atau bahan kimia yang akan membahayakan diri atau keluarga.
  • Kompulsi: Mencuci tangan berulang kali sampai lecet, membersihkan rumah selama berjam-jam, menghindari menyentuh gagang pintu.

2. Obsesi Kerapian dan Simetri:

  • Obsesi: Pikiran bahwa jika barang tidak simetris atau tidak pada tempatnya, sesuatu yang buruk akan terjadi.
  • Kompulsi: Menata ulang barang sampai merasa “pas”, menyentuh benda dengan pola tertentu, atau mengatur dengan sangat presisi/detail.

3. Obsesi Membahayakan:

  • Obsesi: Takut tanpa sengaja menyakiti orang lain

(“Bagaimana jika saya mendorong orang ini ke depan kereta?”) atau takut lupa mengunci pintu sehingga rumah dibobol.

  • Kompulsi: Mengecek kompor atau kunci pintu berulang-ulang (bisa sampai puluhan kali), menghindari pisau atau benda tajam.

4. Obsesi Pikiran Tabuh atau Agresif:

  • Obsesi: Munculnya pikiran yang bertentangan dengan nilai diri (misal: pikiran kasar di tempat ibadah, atau pikiran seksual yang tidak diinginkan).
  • Kompulsi: Menghindari situasi tertentu, berdoa berulang untuk “menebus” pikiran tersebut, atau mencari aktivitas yang menenangkan terus-menerus.

Penyebabnya kompleks dan kombinasi dari beberapa faktor:

  • Faktor Genetik: Riset terbaru menunjukkan bahwa kerentanan terhadap OCD dapat dipengaruhi oleh variasi gen tertentu. Pemeriksaan genetik seperti DNAandMe yang ditawarkan oleh Laboratorium Diagnos dapat membantu mengidentifikasi predisposisi genetik ini dengan menganalisis variasi pada gen-gen yang terkait, seperti:
    • CDH2, BDNF, HTR3B, PBX1, LMX1A, Near SLITRK1, NTRK3, HTR3E, GRIK2, SLC1A1.
    • Genotip individu pada gen-gen ini dapat memberikan gambaran mengenai interaksi kompleks antara faktor biologis dan lingkungan dalam perkembangan OCD.
  • Ketidakseimbangan kimia otak (khususnya hormon serotonin).
  • Lingkungan: Trauma, stres berat, atau perilaku yang dipelajari secara tidak sengaja.

OCD dapat dikelola dengan sangat efektif.

  1. Psikoterapi:
  2. Cognitive Behavioral Therapy (CBT): Membantu mengubah pola pikir yang distortif.
  3. Exposure and Response Prevention (ERP): Terapi paling efektif untuk OCD. Pasien secara bertahap di”ekspos” dengan pemicu kecemasannya dan diajarkan untuk tidak melakukan kompulsi. Contoh: Menyentuh gagang pintu lalu tidak boleh cuci tangan selama 30 menit. Tujuannya agar otak belajar bahwa kecemasan itu akan turun dengan sendirinya.
  4. Obat-Obatan:
  5. SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors): Obat antidepresan yang membantu menyeimbangkan kimia otak. Butuh waktu beberapa minggu untuk efeknya terasa dan harus sesuai resep dokter.
  6. Dukungan Keluarga:
  7. Jangan menghakimi atau ikut dalam ritualnya. Membantu anggota keluarga yang terkena OCD untuk terapi dan memahami kondisinya adalah dukungan terbesar.

Selain evaluasi klinis oleh tenaga profesional, pemeriksaan genetik seperti DNAandMe yang tersedia di Laboratorium Diagnos dapat menjadi alat pendukung yang berharga. Pemeriksaan ini menganalisis panel gen yang terkait dengan predisposisi OCD, termasuk:

CDH2, BDNF, HTR3B, PBX1, LMX1A, Near SLITRK1, NTRK3, HTR3E, GRIK2, SLC1A1.

Pemahaman mengenai profil genetik individu dapat memberikan wawasan tambahan bagi psikiater atau psikolog dalam merencanakan pendekatan terapi yang lebih personal dan efektif. Hasil pemeriksaan ini bukanlah diagnosis definitif, tetapi dapat mengungkap kerentanan genetik yang berinteraksi dengan faktor lingkungan.

Jika Anda atau orang terdekat mengalami:

  1. Pikiran yang tidak diinginkan dan tidak bisa dikendalikan.
  2. Menghabiskan waktu lebih dari 1 jam per hari untuk menyelesaikan ritual tertentu.
  3. Gangguan dalam pekerjaan, sekolah, atau hubungan sosial karena pikiran dan ritual ini.
  4. Merasa sangat tertekan, cemas, atau takut.

Segera konsultasi ke psikolog klinis atau psikiater. Mereka adalah tenaga profesional yang dapat mendiagnosis dan memberikan penanganan yang tepat.

OCD bukan sebuah sifat “perfectionism” atau lelucon. Ini adalah gangguan kecemasan nyata yang menyiksa penderitanya. Dengan memahami perbedaannya, kita dapat berhenti menggunakan istilah OCD tanpa indikasi dan lebih berempati kepada mereka yang benar-benar berjuang melawan gangguan ini. Kabar baiknya, OCD bisa diobati dan penderitanya bisa hidup dengan lebih berkualitas. Jangan ragu untuk mencari bantuan. Anda tidak sendirian.

Jika Anda tertarik untuk pemeriksaan genetik DNAandMe, Anda dapat menghubungi Call Center Diagnos di 1500-358 atau WhatsApp Call Center di 08551500358

Referensi :

  1. World Health Organization (WHO). (2022). Mental Health: Obsessive-Compulsive Disorder. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obsessive-compulsive-disorder
  2. American Psychiatric Association (APA). (2013). *Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5®)*.
  3. National Institute of Mental Health (NIMH). (2023). Obsessive-Compulsive Disorder https://www.nimh.nih.gov/health/topics/obsessive-compulsive-disorder-ocd

ARTIKEL KESEHATAN

Artikel Lainnya yang Sesuai

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Scroll to Top
Open chat
Halo sobat Diagnos 👋
ada yang bisa kami bantu ?