Kanker serviks masih menjadi masalah besar bagi perempuan. Di seluruh dunia, diperkirakan ada 604.000 kasus baru dan 341.831 kematian pada tahun 2020. Di Indonesia, kanker ini berada di posisi kedua terbanyak setelah kanker payudara. Yang menjadi kekhawatiran baru sekitar 1 dari 10 perempuan Indonesia yang pernah menjalani skrining padahal target WHO adalah 70%.
Kabar baiknya, kanker serviks dapat dicegah karena umumnya berkembang secara perlahan. Dengan skrining yang tepat dan rutin, perubahan pada leher rahim dapat terdeteksi sejak tahap pra-kanker dan ditangani sebelum berkembang menjadi kanker
Serviks adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai “pintu” antara rahim dan vagina. Sekitar 99% kasus kanker serviks berhubungan dengan infeksi Human Papillomavirus (HPV), terutama tipe berisiko tinggi seperti HPV 16 dan HPV 18 yang menyebabkan sekitar 70% kasus. Infeksi HPV umumnya tidak bergejala dan bisa hilang dengan sendirinya, namun infeksi yang menetap dalam jangka panjang dapat memicu perubahan pra-kanker pada serviks.
Jenis kanker serviks yang paling sering:
- Karsinoma sel skuamosa (75%) : berasal dari sel di permukaan luar serviks.
- Adenokarsinoma (±20 – 25%) : berasal dari sel kelenjar di saluran serviks.
(Terkadang keduanya muncul bersamaan, disebut adenosquamous.)
Gejala yang perlu dicermati pd kanker serviks
Pada awalnya sering tanpa gejala. Saat muncul, biasanya sudah lebih lanjut, misalnya:
- Perdarahan di luar jadwal haid, setelah berhubungan, atau pascamenopause
- Keputihan tidak normal (berair, bercampur darah, berbau)
- Nyeri panggul atau nyeri saat berhubungan
- Gejala lanjut: nyeri/bengkak kaki, berat badan turun, mudah lelah
Catatan: Gejala di atas tidak selalu menandakan kanker. Namun, segera periksakan diri ke tenaga kesehatan bila mengalami salah satunya.
Siapa yang memiliki risiko lebih tinggi ?
- Memiliki infeksi HPV (terutama tipe risiko tinggi: 16, 18, 52)
- Memulai aktivitas seksual pada usia dini (sebelum 18 tahun)
- Memiliki pasangan seksual lebih dari satu atau berganti pasangan
- Sistem imun lemah (misalnya pada kondisi HIV/AIDS)
- Kebiasaan merokok
- Menggunakan pil KB dalam jangka panjang
- Riwayat melahirkan ≥ 3 kali (paritas tinggi)
Deteksi dini: pilihan skrining yang tersedia untuk kanker serviks
Tujuan skrining adalah mendeteksi adanya infeksi HPV berisiko tinggi atau perubahan pra-kanker pada serviks sebelum berkembang menjadi kanker invasif yang sulit ditangani. Saat ini tersedia beberapa metode skrining, antara lain:
1) IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
- Sampel: langsung melihat serviks dengan asam asetat
- Invasif: ya
- Deteksi pra‑kanker: terbatas (lebih sebagai skrining sederhana)
2) Pap smear
- Sampel: usapan lendir serviks
- Invasif: ya
- Deteksi pra‑kanker: ya (melihat perubahan sel)
3) Tes HPV DNA (swab serviks)
- Sampel: swab dari serviks
- Invasif: ya
- Kekuatan: mendeteksi HPV risiko tinggi
- Akurasi: sensitivitas 87,8%, spesifisitas 98,6%, akurasi 98%
4) Tes HPV DNA (urin)
- Sampel: urin (pancaran pertama)
- Invasif: tidak
- Kekuatan: mendeteksi HPV risiko tinggi
- Akurasi (ringkas): sensitivitas 84,3%, spesifisitas 97,5%, akurasi 96,5%
Tes HPV DNA Urin: apa yang terjadi dan bagaimana persiapannya?
Apa yang diperiksa?
Tes ini memeriksa keberadaan DNA Human Papillomavirus (HPV) tipe risiko tinggi pada sampel urin. Pemeriksaan dilakukan di laboratorium menggunakan teknologi molekuler RT-PCR, yang mampu mendeteksi jejak genetik HPV secara akurat bahkan pada tahap awal infeksi.
Mengapa Tes HPV DNA Urin Banyak Disukai ?
- Non-invasif: tidak memerlukan pemeriksaan dalam
- Sampel bisa diambil secara mandiri (lebih nyaman dan privat)
- Direkomendasikan WHO sebagai skrining awal kanker serviks dibandingkan IVA dan Pap Smear
- Deteksi lebih dini, mampu menemukan HPV risiko tinggi sebelum muncul lesi pra-kanker
Persiapan singkat:
- Tidak sedang haid
- Hindari buang air kecil 3 jam sebelum pengambilan
Cara mengambil sampel:
- Gunakan urin pertama pagi hari, ataupun urin selanjutnya dengan jarak antar urinasi minimal 2-3 jam
- Tampung pancaran pertama (first‑void urine) minimal 20 mL
- Masukkan ke wadah urin steril yang disediakan
Kalau hasilnya bagaimana?
- Negatif: tetap lakukan skrining berkala sesuai saran tenaga kesehatan.
- Positif: artinya terjadi infeksi HPV risiko tinggi namun belum menimbulkan lesi pra-kanker, dan perlu tindak lanjut, misalnya Pap smear/kolposkopi, sesuai anjuran dokter.
Pencegahan
- Vaksinasi HPV: paling baik saat usia 9–14 tahun (sebelum aktif seksual), tetapi dewasa yang belum vaksin tetap bisa konsultasi untuk catch‑up.
- Skrining rutin: 3–5 tahun sekali, tergantung usia & metode.
- Perilaku seksual aman: gunakan kondom, batasi jumlah pasangan.
- Berhenti merokok: rokok melemahkan pertahanan sel serviks.
Bila sudah terdiagnosis, apa saja pilihan terapi?
Tergantung stadium dan kondisi pasien, dokter dapat menyarankan:
- Bedah (konisasi, trakelektomi, histerektomi)
- Radioterapi
- Kemoterapi
- Terapi target atau imunoterapi pada kasus tertentu
Kanker serviks dapat dicegah dan dideteksi sejak dini. Tes HPV DNA melalui urin kini menjadi pilihan skrining yang lebih praktis dan nyaman, terutama bagi perempuan yang belum siap menjalani pemeriksaan konvensional. Dengan tingkat akurasi yang sebanding dengan pemeriksaan swab serviks, metode ini lebih nyaman dan dapat meningkatkan cakupan skrining terutama bagi yang enggan melakukan pemeriksaan dalam (invasif).
Mulai langkah pencegahan sejak dini bersama Laboratorium Diagnos. Kami menyediakan tes HPV DNA berbasis urin yang nyaman, akurat, dan non-invasif.
Untuk informasi lebih lanjut atau pendaftaran, hubungi Call Center 1500 358 atau WhatsApp 0855 1500 358
BACA JUGA : Penyakit Menular Seksual (PMS/STD): Gejala & Pencegahan | Diagnos
Referensi :
- Global Cancer Statistics 2020: GLOBOCAN Estimates of Incidence and Mortality Worldwide. CA: A Cancer Journal for Clinicians (American Cancer Society). Diakses September 2025. https://acsjournals.onlinelibrary.wiley.com/doi/10.3322/caac.21660
- A baseline analysis of the WHO Global Cervical Cancer Elimination Initiative. The Lancet Global Health. Diakses Oktober 2025.https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9848409/
- Cervical Cancer Symptoms. National Cancer Institute (NCI). Diakses Oktober 2025. https://www.cancer.gov/types/cervical/symptoms
- Andrijono et al. (2023).Diagnostic Performance of Urine-based HPV-DNA Test (CerviScan, Bio Farma) as Cervical Cancer Screening Tool in Adult Women. Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology,11(3). https://doi.org/10.32771/inajog.v11i3.1968