P2Y12 inhibitor merupakan kelompok obat anti-platelet yang digunakan untuk stroke iskemik, sindrom koroner akut dan infark miokard. P2Y12 inhibitor diketahui dapat memblokir reseptor P2Y12 untuk berikatan dengan ADP secara ireversibel, sehingga ADP tidak dapat mengaktivasi platelet. Klopidogrel merupakan salah satu obat P2Y12 inhibitor yang sering digunakan bersama dengan aspirin sebagai dual therapy pada sindrom koroner akut.
Sebagian pasien diketahui tidak menunjukkan respon terapi P2Y12 inhibitor seperti yang diharapkan. Respon terapi yang tidak adekuat secara signifikan meningkatkan risiko infark miokard, stent thrombosis, hingga kematian. Sementara itu, respon terapi berlebihan (hyper-response) meningkatkan risiko perdarahan. Adapun faktor-faktor yang dapat memengaruhi respon terapi P2Y12 inhibitor meliputi variabilitas genetik, interaksi obat (proton pump inhibitor), kondisi komorbid (diabetes), serta ketidakpatuhan pasien selama terapi.
Platelet funtion test dapat digunakan untuk pemantauan terapi P2Y12 inhibitor. Prinsip pemeriksaan tersebut yaitu deteksi respon platelet terhadap P2Y12 inhibitor melalui pengukuran aktivitas agregasi yang diaktivasi oleh agonis ADP. Oleh karena ADP juga berikatan dengan reseptor P2Y1, maka digunakan PGE1 untuk mengurangi kontribusi P2Y1 pada aktivasi platelet, sehingga secara spesifik hanya mengukur ikatan ADP dan P2Y12. Platelet yang teraktivasi akan berikatan dengan fibrinogen dan terjadi agregasi. Jika P2Y12 inhibitor memberikan efek anti-platelet seperti yang diharapkan, aktivitas agregasi platelet akan jauh berkurang.
