Waspadai Preeklamsia

Waspadai Preeklamsia

19 January 2020

Mengetahui penyebab dan gejala preeklamsia dapat mengurangi risiko yang membahayakan bagi ibu dan janin. Preeklamsia biasanya muncul pada usia kandungan lebih dari 20 minggu.

Preeklamsia adalah gangguan kehamilan yang ditandai oleh tekanan darah tinggi dan kandungan protein yang tinggi dalam urine. Kondisi ini dapat membahayakan organ-organ lainnya, seperti ginjal dan hati.

Jika tidak diobati, preeklamsia dapat menjadi eklamsia. Eklamsia adalah kondisi preeklamsia yang disertai kejang. Hal ini dapat berakibat fatal bagi ibu dan janin, bahkan dapat menyebabkan kematian. Pada bayi, preeklamsia dapat mengakibatkan kelahiran prematur dan pertumbuhan janin yang terhambat. Maka dari itu penting bagi ibu hamil untuk mengetahui gejala, penyebab, dan bagaimana cara mencegah serta mengatasi preeklamsia.
Penyebab Preeklamsia

Plasenta adalah salah satu organ penting yang berfungsi untuk menyalurkan darah dari ibu ke bayi di dalam kandungan. Munculnya preeklamsia diduga karena adanya gangguan perkembangan pada plasenta, yang disebabkan oleh masalah pada pembuluh darah pemasok plasenta.

Faktor genetik atau adanya riwayat keluarga yang pernah mengalami preeklamsia juga diduga berperan dalam mekanisme penyakit ini. Namun, penyebab pasti kondisi ini belum sepenuhnya dipahami.

Pada keadaan normal, plasenta mendapatkan suplai darah yang banyak dan konstan untuk mendukung perkembangan bayi. Namun pada kondisi preeklamsia, plasenta diduga tidak mendapatkan cukup darah. Hal ini mengakibatkan suplai darah kepada bayi terganggu. Berbagai sinyal dan substansi dari plasenta yang terganggu menyebabkan tekanan darah ibu naik.

Faktor lain yang mungkin dapat memengaruhi munculnya preeklamsia, antara lain:

(PGS).

“Preeklamsia terkadang tidak disertai dengan gejala-gejala tertentu, maka wanita hamil perlu melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur dan mengecek tekanan darah.”

 

Faktor lain yang mungkin dapat memengaruhi munculnya preeklamsia, antara lain:

  • Kehamilan pertama
  • Pernah mengalami preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
  • Mempunyai masalah medis lain, yaitu tekanan darah tinggi, diabetes, dan lupus
  • Usia lebih dari 40 tahun
  • Jarak kehamilan lebih dari 10 tahun dari kehamilan sebelumnya
  • Obesitas pada awal kehamilan
  • Hamil kembar atau lebih

Gejala-gejala Preeklamsia

Preeklamsia terkadang tidak disertai dengan gejala-gejala tertentu, maka wanita hamil perlu melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur dan mengecek tekanan darah. Tekanan darah yang tinggi bisa menjadi gejala awal preeklamsia. Waspadai jika tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih.

Gejala lainnya yang mungkin muncul dapat berupa sakit kepala hebat, mengalami gangguan penglihatan, terhadap cahaya, sesak napas, mual, dan muntah. Selain itu, nyeri dapat muncul pada perut bagian atas, tepatnya di bawah rusuk sebelah kanan.
Cara Mengatasi Preeklamsia

Jika wanita hamil terdeteksi mengalami preeklamsia, dokter akan melakukan pemeriksaan kehamilan lebih sering dibandingkan pemeriksaan rutin yang biasa dilakukan. Dokter juga akan melakukan beberapa tes guna mengetahui kondisi bayi dalam kandungan.

Tata laksana preeklamsia yang paling utama adalah persalinan. Apabila usia kandungan tidak terlalu muda, biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan proses kelahiran lebih cepat agar tidak membahayakan kondisi ibu dan bayi dalam kandungan.

Namun, jika usia kandungan masih terlalu muda dan preeklamsia telah terdeteksi sejak dini, dokter akan melakukan beberapa hal untuk mengatasinya.

Mungkin Anda suka

Fakta Down Syndrome

Fakta Down Syndrome

Kucurkan Investasi Rp1 Miliar, Diagnos Ekspansi ke Batam

Kucurkan Investasi Rp1 Miliar, Diagnos Ekspansi ke Batam

2023 PT Diagnos Laboratorium Utama, Tbk