

Penyebab HIV/AIDS dan Langkah Pencegahan yang Efektif
06 January 2025
Penyebab HIV/AIDS dan Langkah Pencegahan yang Efektif
Epidemi HIV di Indonesia sudah berlangsung lebih dari tiga dekade yang persentasenya semakin meningkat. Bagaimana langkah pencegahan yang efektif, simak lengkap pada artikel berikut ini.
Menurut data laporan triwulan pertama tahun 2023 di Indonesia, jumlah orang yang terdeteksi HIV di bulan Januari – Maret 2023 adalah 13.279 orang dari 1.230.023 orang yang dites HIV.
Apa Itu HIV/AIDS?
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4 yang merupakan limfosit yang penting dari sistem kekebalan tubuh. Semakin banyak sel CD4 yang hancur maka daya tahan tubuh akan semakin melemah sehingga mudah terkena penyakit. HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) yang merupakan stadium akhir dari infeksi HIV.
Penyebab HIV/AIDS
Virus HIV ada dua tipe yaitu HIV-1 dan HIV-2. Sebagian besar kasus infeksi HIV disebabkan oleh virus HIV-1. Penularan infeksi HIV melalui pertukaran darah, sperma atau cairan vagina yang masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara sebagai berikut:
- Hubungan seksual
Penularan infeksi HIV bisa melalui hubungan seksual melalui vagina ataupun seks anal melalui dubur.
- Transfusi darah
Penularan infeksi HIV bisa melalui darah donor dari penderita HIV apabila darahnya tidak melewati proses skrining penyakit infeksi dan HIV terlebih dahulu.
- Menggunakan jarum suntik bekas
Penularan infeksi HIV bisa melalui jarum suntik bekas penderita HIV apabila sering berbagi menggunakan jarum suntik saat membuat tato atau menggunakan narkotika dan psikotropika.
- Ibu ke anak
Infeksi HIV juga dapat menular melalui ibu hami ke janin saat proses melahirkan atau melalui Air Susu Ibu (ASI) tanpa pengawasan dari dokter, karena penularan melalui ASI bisa dicegah apabila ibu rutin konsumsi obat dibawah pengawasan dokter.
Infeksi HIV tidak dapat ditularkan melalui kontak kulit seperti berjabat tangan atau berpelukan, atau melalui ludah seperti ciuman, berbagi alat makan, atau gigitan kecuali penderita mengalami luka terbuka di mulut atau gusi berdarah.
Faktor Risiko HIV AIDS
HIV dapat menginfeksi semua kalangan usia namun risiko terinfeksi akan lebih tinggi pada kategori sebagai berikut:
- Bekerja sebagai petugas kesehehatan karena tertusuk jarum suntik
- Menerima transfusi darah atau prosedur medis yang tidak steril oleh tenaga non medis
- Hubungan seksual tanpa kondom
- Hubungan seksual dengan berganti – ganti pasangan
- Hubungan seksual melalui anus
- Berbagi jarum suntik bagi pengguna Narkotika atau Psikotropika
- Mengalami infeksi menular seksual seperti gonore, klamidia, herpes, sifilis
Gejala HIV AIDS
Tahap 1 (Infeksi HIV Akut)
Tahap infeksi akut terjadi beberapa bulan pertama setelah melewati masa inkubasi virus, gejala akan muncul 2-4 minggu setelah infeksi terjadi. Sebagian besar penderita tidak menyadari telah terinfeksi HIV.
Pada tahap ini jumlah virus di dalam aliran darah cukup tinggi sehingga penularan infeksi sangat mudah terjadi. Gejala di tahap infeksi akut antara lain:
- Demam
- Nyeri sendi dan otot
- Sakit kepala
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Nyeri perut
- Nyeri tenggorokan
- Sariawan
- Ruam di kulit
Tahap 2 (Infeksi HIV kronis/laten)
Tahap laten berlangsung lama bisa bertahun – tahun sampe decade. Pada tahap ini virus HIV mulai merusak daya tahan tubuh dengan gejala infeksi HIV yang bervariasi, berikut berbagai gejala yang dialami penderita:
- Diare
- Berat badan menurun
- Berkeringat di malam hari
- Batuk
- Sakit kepala
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Mual muntah
- Kelelahan
Tahap 3 (AIDS)
Tahap laten yang terlambat ditangani membuat virus HIV semakin berkembang dan memasuki tahap AIDS. Pada tahap ini sistem kekebalan tubuh sudah semakin parah dan mudah terkena infeksi penyerta lainnya. Berikut gejala tahap AIDS yang dialami penderita:
- Bercak putih di lidah, mulut, kelamin dan anus
- Berat badan turun tanpa sebab
- Berkeringat di malam hari
- Demam lama lebih dari 7 hari
- Diare berulang
- Pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak, leher dan selangkangan
- Mudah memar
- Ruam atau bintik di kulit
- Sulit bernapas
Diagnosis HIV AIDS
Untuk memastikan diagnosa infeksi HIV dilakukan dengan berbagai pemeriksaan sampel darah atau urin pasien di laboratorium yaitu:
- Tes antibodi: tes ini dilakukan untuk mendeteksi antibodi yang dihasilkan tubuh untuk melawan infeksi HIV, yang dapat di deteksi 2-8 minggu setelah terinfeksi.
- Tes kombinasi antigen – antibodi: tes ini dilakukan untuk mendeteksi protein p24 yang merupakan bagian dari virus HIV , yang bisa di deteksi 2-4 minggu setelah terinfeksi.
- Tes asam nukleat (NAT): tes RNA ini dilakukan untuk mendeteksi virus HIV di dalam tubuh yang sebaiknya dilakukan 10 hari setelah terinfeksi.
- Hitung sel CD4
CD4 adalah sel darah putih yang dihancurkan virus HIV, normalnya jumlah CD4 adalah 500-1400 sel/mm3. Semakin sedikit jumlah CD4 makan semakin besar kemungkinan seseorang menderita AIDS dengan hasil hitung CD4 dibawah 200 sel/mm3.
Tes viral load
Tes ini dilakukan untuk menghitung berapa banyak jumlah virus di dalam tubuh penderita HIV. Semakin tinggi jumlah RNA (lebih dari 100.000 kopi/ml) maka semakin tinggi kemungkinan menderita infeksi HIV.
Penanganan HIV AIDS
Sampai saat ini belum ada pengobatan untuk menyembuhkan HIV, namun terdapat obat yang dapat memperlambat perkembangan virus yang disebut antiretrovirus. ARV mencegah virus HIB menghancurkan sel CD4. Berikut yang termasuk obat antiretrovirus antara lain lamivudine, Zidovudin, Nevirapine, Etravirine, Efavirenz, Dolutegravir.
Selain itu, pasien akan disarankan pemeriksaan sampel darah setiap 3-6 bulan untuk mengetahui jumlah sel CD4 dan pemeriksaan viral load setiap 3-4 bulan selama masa pengobatan.
Apabila Anda menduga baru terpapar virus HIV sebaiknya segera konsultasi ke dokter, untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan pemeriksaan darah. Sambil menunggu hasilnya biasanya dokter akan meresepkan obat post-exposure prophylaxis (PEP) yang mulai dikonsumsi maksimal 72 jam setelah terpapar HIV dan dikonsumsi salaam 28 hari.
Untuk pemeriksaan sampel darah, laboratorium Diagnos sebagai salah satu laboratorium terlengkap dapat melakukan pemeriksaan skrining HIV. Jika Anda tertarik untuk melakukan pemeriksaan Smart report medical check up di Laboratorium Diagnos. Anda dapat melakukan pendaftaran di aplikasi DNAandMe atau dapat menghubungi Call Center Diagnos di 1500-358 atau di Whatsapp Call Center di 08551500358.
Referensi :
- Kemenkes. Laporan eksekutif Perkembangan HIV AIDS dan Penyakit Menular Seksual Triwulan 1 Tahun 2023. Diakses Desember 2024. file:///Users/macbookair-011824/Downloads/LaporanTW_I_2023%20(1).pdf
- WHO. HIV and AIDS. Diakses Desember 2024. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hiv-aids
HIV.gov. What are HIV and AIDS. Diakses Desember 2024. https://www.hiv.gov/hiv-basics/overview/about-hiv-and-aids/what-are-hiv-and-aids
