

Ekspansi Cabang, Diagnos Lab Rogoh Capex Rp 22,8 M
30 March 2021
Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten laboratorium klinik, PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) berencana melakukan ekspansi bisnis dengan menambah sebanyak 70 outlet baru sampai dengan akhir tahun 2022 mendatang.
Oleh sebab itu, perseroan berencana mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 22,8 miliar tahun ini.
Menurut GM Finance and Accounting Diagnos, Fergus Richard, sumber dana belanja modal tersebut berasal dari kas internal perusahaan dan sebagian dari dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham (IPO/initial public offering) perseroan.
“Capex kami menargetkan membelanjakan Rp 22,8 miliar yang mana sumber pendanaan berasal dari kas perseroan dan dana hasil IPO,” kata Fergus, dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (23/3/2021).
Perseroan meyakini, penambahan outlet di beberapa kota di Indonesia ke depan akan terus bertumbuh sejalan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan.
Saat ini, Diagnos Lab sudah mengelola sebanyak 19 outlet yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Belum lama ini, Diagnos membuka laboratorium PCR di Denpasar, Bali.
Pada tahun ini, perseroan juga menargetkan, pendapatan akan tumbuh sebesar 20% menjadi Rp 218 miliar dari tahun sebelumnya Rp 183 miliar. Sedangkan, untuk laba sebelum pajak ditargetkan mencapai Rp 63 miliar.
Sebagai informasi, saat ini Diagnos merupakan perusahaan klinik laboratorium yang terafiliasi dengan Bundamedik Healthcare System (BMHS).
Mengacu struktur pemegang saham Diagnos sampai dengan 15 Januari 2021, sebesar 40,80% digenggam oleh PT Bunda Investama Indonesia. PT Bundamedik sebesar 39,20% sedangkan sisanya adalah pemegang saham publik sebesar 20%.
DGNS resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia, Jumat (15/1/2021).
Perseroan melepas sebanyak 250 juta saham baru dengan harga penawaran umum Rp 200 per saham.
Saat debut perdana melantai di bursa, saham DGNS ini naik 70 poin atau 35% ke level Rp 270 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 337,50 miliar. Dari hasil bookbuilding, perseroan meraih dana IPO sebesar Rp 50 miliar.
Saat ini, kapitalisasi pasar perusahaan mencapai Rp 931 miliar dengan penguatan harga saham 9% sebulan terakhir di level Rp 745/saham.
